Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Ispa Pada Balita Di RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara
Keywords:
Faktor terjadinya ISPA pada balita, Jenis kelamin, Umur, Status gizi balitaAbstract
Kematian akibat ISPA terutama Pneumonia di Indonesia, pada akhir 2000 sekitar 450.000 balita usia 0-5 tahun. Sehingga di Jawa Tengah menduduki peringkat ke 2 dari 34 Provinsi Indonesia dengan kasus balita gizi buruk pada tahun 2020 sebanyak 4.107 (0,15%) balita dari jumlah balita yang ada di Jawa Tengah. Hasil studi pendahuluan di RSUD RA Kartini Jepara periode September 2021- September 2022 diperoleh 132 balita yang terkena penyakit ISPA. Proporsi penderita ISPA terbanyak umur 0-5 tahun, Jenis kelamin terbanyak laki-laki 98 (74,2%), umur terbanyak adalah baduta sebanyak 52 (39,4%), dan status gizi terbanyak adalah berat badan anak sangat kurang sebanyak 51 (38,6). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit ISPA pada balita di RSUD RA Kartini Jepara. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospektif, Populasi dalam penelitian ini adalah semua Balita di RSUD RA Kartini Jepara periode September 2021 sampai dengan periode September 2022 sebanyak 132 responden, tehnik sampling yang digunakan adalah total sampling yaitu sebanyak 132 balita, pengumpulan data penelitian dengan menggunakan lembar ceklist yaitu diambil dari rekam medik. Analisa data menggunakan distribusi frekuensi yang di olah dengan SPSS 20.0 for windows. Hasil penelitian di temukan bahwa seagian besar faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian ISPA pada balita di RSUD RA Kartini Jenis kelamin laki-laki sebanyak 83 (62,9%) dan perempuan sebanyak 49 (37,1%). Berdasarkan umur baduta 59 (44,7%) batita sebanyak 32 (24,2%) dan balita sebanyak 41 (31,1%). Sedangkan Status Gizi Balita pada balita yang mengalami gizi buruk 22 (16,7%) gizi kurang 28 (21,2%) gizi baik gizi baik 72 (54,5%) gizi lebih 10 (7,6%). Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa faktor terjadinya ISPA pada balita berjenis kelamin laki-laki, Umur baduta. Status Gizi Balita pada berat badan anak normal. Diharapkan dapat menjadi masukan dalam merancang program pencegahan penyakit ISPA pada balita yang memiliki faktor resiko terjadinya penyakit pada balita.