Hikmah Journal of Health https://hijoh.univ-alhikmahjepara.ac.id/index.php/hijoh <p><strong><em>Hikmah Journal of Health</em></strong> dengan nomor registrasi ISSN 2985-5659 (Print) dan ISSN 2986-2574 (Online) merupakan jurnal ilmiah dalam bidang Kesehatan, Kebidanan, Keperawatan, Kedokteran, dan Kesehatan Masyarakat yang diterbitkan oleh LPPM Universitas Al Hikmah Jepara secara berkala 4 kali dalam satu tahun (Januari, April, Juli dan Oktober)</p> LPPM Universitas Al Hikmah Jepara en-US Hikmah Journal of Health 2985-5659 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Ispa Pada Balita Di RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara https://hijoh.univ-alhikmahjepara.ac.id/index.php/hijoh/article/view/13 <p>Kematian akibat ISPA terutama Pneumonia di Indonesia, pada akhir 2000 sekitar 450.000 balita usia 0-5 tahun. Sehingga di Jawa Tengah menduduki peringkat ke 2 dari 34 Provinsi Indonesia dengan kasus balita gizi buruk pada tahun 2020 sebanyak 4.107 (0,15%) balita dari jumlah balita yang ada di Jawa Tengah. Hasil studi pendahuluan di RSUD RA Kartini Jepara periode September 2021- September 2022 diperoleh 132 balita yang terkena penyakit ISPA. Proporsi penderita ISPA terbanyak umur 0-5 tahun, Jenis kelamin terbanyak laki-laki 98 (74,2%), umur terbanyak adalah baduta sebanyak 52 (39,4%), dan status gizi terbanyak adalah berat badan anak sangat kurang sebanyak 51 (38,6). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit ISPA pada balita di RSUD RA Kartini Jepara. Jenis penelitian ini adalah penelitian <em>deskriptif </em>dengan pendekatan <em>retrospektif, </em>Populasi dalam penelitian ini adalah semua Balita di RSUD RA Kartini Jepara periode September 2021 sampai dengan periode September 2022 sebanyak 132 responden, tehnik sampling yang digunakan adalah <em>total sampling </em>yaitu sebanyak 132 balita, pengumpulan data penelitian dengan menggunakan lembar ceklist yaitu diambil dari rekam medik. Analisa data menggunakan distribusi frekuensi yang di olah dengan SPSS 20.0 <em>for windows. </em>Hasil penelitian di temukan bahwa seagian besar faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian ISPA pada balita di RSUD RA Kartini Jenis kelamin laki-laki&nbsp; &nbsp;sebanyak&nbsp; &nbsp;83&nbsp; &nbsp;(62,9%)&nbsp; &nbsp;dan&nbsp; &nbsp;perempuan&nbsp; &nbsp;sebanyak&nbsp; &nbsp;49&nbsp; &nbsp;(37,1%). Berdasarkan umur baduta 59 (44,7%) batita sebanyak 32 (24,2%) dan balita sebanyak 41 (31,1%). Sedangkan Status Gizi Balita pada balita yang mengalami gizi buruk 22 (16,7%) gizi kurang 28 (21,2%) gizi baik gizi baik 72 (54,5%) gizi lebih 10 (7,6%). Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa faktor terjadinya ISPA pada balita berjenis kelamin laki-laki, Umur baduta. Status Gizi Balita pada berat badan anak normal. Diharapkan dapat menjadi masukan dalam merancang program pencegahan penyakit ISPA pada balita yang memiliki faktor resiko terjadinya penyakit pada balita.</p> devi rosita mulastin Copyright (c) 2024 Hikmah Journal of Health 2024-05-31 2024-05-31 2 2 1 5 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Penyakit Hirschsprung Pada Anak Di RSUD RA Kartini Jepara https://hijoh.univ-alhikmahjepara.ac.id/index.php/hijoh/article/view/14 <p>Penyakit hirschsprung disease merupakan sebuah kelainan bawaan (cacat lahir) pada usus disebabkan ketiadaan sel ganglion (saraf) pada dinding usus. Angka kejadian penyakit Hirschsprung di seluruh dunia terjadi sekitar 1:5000 kelahiran hidup. Laki-laki lebih banyak dari pada perempuan dengan perbandingan 4:1. Faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit Hirschsprung pada anak yang meliputi jenis kelamin, riwayat berat lahir bayi, usia gestasi, umur ibu, dan umur anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Penyakit Hirschsprung Pada Anak Di RSUD RA Kartini Jepara. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, populasi dan sampel semua anak yang mengalami penyakit Hirschsprung pada periode 5 tahun ini di RSUD RA Kartini Jepara didapatkan sejumlah 33 kasus, diambil dengan teknik total sampling. Pengambilan data dari data rekam medik, data disajikan secara univariat dengan bentuk tabel distribusi frekuensi. Dari 33 responden menunjukkan sebagian besar anak yang mengalami penyakit Hirschsprung yaitu berjenis kelamin laki-laki sebanyak 26 anak (78,8 %). Sebagian besar anak yang mengalami penyakit Hirschsprung dengan riwayat berat bayi lahir normal sebanyak 30 anak (90,9 %). Sebagian besar anak yang mengalami penyakit Hirschsprung berdasarkan usia gestasi kehamilan cukup bulan sebanyak 24 (72,7 %). Sebagian besar anak yang mengalami penyakit Hirschsprung berdasarkan umur ibu yang tidak beresiko sebanyak 27 (81,8 %). Sebagian besar anak yang mengalami penyakit Hirschsprung berdasarkan umur anak yaitu pada umur bayi sebanyak 14 (42,4 %). Adapun faktor&nbsp; yang mengalami penyakit Hirschsprung pada anak di RSUD RA Kartini Jepara yaitu berjenis kelamin laki-laki, riwayat berat bayi lahir normal, usia gestasi dengan kehamilan cukup bulan, umur ibu yang tidak beresiko, umur anak yaitu pada umur bayi. Dengan adanya penelitian ini diharapkan kepada ibu semasa kehamilan diberikan penkes selama hamil untuk mencegah terjadinya penyakit Hirschsprung.</p> ita rahmawati Festy Mahanani Mulyaningrum Copyright (c) 2024 Hikmah Journal of Health 2024-05-31 2024-05-31 2 2 6 11 Hubungan Ketuban Pecah Dini Terhadap Komplikasi Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD RA Kartini Jepara https://hijoh.univ-alhikmahjepara.ac.id/index.php/hijoh/article/view/15 <p>Insiden Ketuban Pecah Dini (KPD) secara umum sebesar 10% pada kehamilan, dan Ketuban Pecah Dini (KPD) itu sendiri menyumbang sekitar 30-40% kejadian persalinan preterm, sementara itu persalinan preterm dapat mengakibatkan morbiditas dan mortalitas pada bayi baru lahir sebesar 80-85%. Jika KPD berlangsung lama atau masih jauh dari usia aterm, maka secara signifikan akan menyebabkan morbiditas dan mortalitas tidak hanya pada bayi tetapi juga pada ibu (Djami Moudy, 2015). Dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya KPD adalah berbagai macam komplikasi neonatus meliputi prematuritas, respiratory distress syndrome, sepsis, dan fetal distress (Nikmathul Ali et al., 2021). Untuk mengetahui Pengaruh Ketuban Pecah Dini terhadap Komplikasi Pada Bayi Baru Lahir di RSUD RA Kartini Jepara. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. Desain penelitian yang digunakan adalah retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin yang mengalami ketuban pecah dini di RSUD RA Kartini Jepara Periode Mei – Oktober 2022 sebanyak 128 kasus. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling. Data yang digunakan sekunder dan diolah dengan analisis univariat dan bivariat <em>Chi Square</em> dengan Uji <em>Contingency Coefficient</em>, dan <em>Kendal tau-c</em><em>. </em>Sebagian besar responden yang mengalami ketuban pecah dini <u>&gt;</u>24 jam yaitu terdapat 37 responden (28,9%) dan sebagian kecil responden mengalami ketuban pecah dini 21 jam, 22 jam, dan 23 jam dengan masing-masing terdapat 1 responden (0,8%). Sebagian besar responden tidak mengalami komplikasi BBL yaitu 94 responden (73,4%), Tidak Ada Pengaruh Ketuban Pecah Dini dengan Komplikasi BBL (P<sub>value</sub>=0,564), Tidak Ada Pengaruh Ketuban Pecah Dini dengan Prematuritas (P<sub>value</sub>=0,949), Ada Pengaruh Ketuban Pecah Dini dengan Asfiksia (P<sub>value</sub>=0,031), dan Tidak Ada Pengaruh Ketuban Pecah Dini dengan BBLR (P<sub>value</sub>=0,972). Sebagian besar ibu bersalin yang mengalami ketuban pecah dini <u>&gt;</u>24 jam, tidak mengalami komplikasi BBL, Tidak Ada Pengaruh Ketuban Pecah Dini dengan Komplikasi BBL, Prematuritas, dan BBLR, dan Ada Pengaruh Ketuban Pecah Dini dengan Asfiksia. Ibu hamil diutamakan melakukan ANC secara teratur untuk deteksi adanya kelainan dalam kehamilan/persalinan.</p> yayuk norazizah ita rahmawati Copyright (c) 2024 Hikmah Journal of Health 2024-05-31 2024-05-31 2 2 12 21 PENGARUH SAFETY TALK TERHADAP PSYKOSOSIAL HAZARD https://hijoh.univ-alhikmahjepara.ac.id/index.php/hijoh/article/view/17 <p>Permasalahan psikososial di tempat kerja kerap muncul ke permukaan. Tidak hanya berdampak pada kesehatan tetapi berdampak pada produktivitas kerja. Bahaya psikologis di tempat kerja merupakan tantangan serius bagi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang kerap kali tidak disadari oleh para pekerja maupun manajemen. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh <em>safety talk </em>terhadap psykososial <em>hazard</em>. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen semu (<em>Quasi Eksperimental</em>) dengan rancangan <em>Control Group Pre-Post Test Design</em>. Sampel penelitian ini adalah tenaga kerja outsourcing di bagian packing di PT GarudaFood Driyorejo Gresik. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 32 responden kemudian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, masing-masing kelompok terdapat 16 orang. Variabel independen adalah <em>safety talk </em>dan variabel dependen adalah psykososial <em>hazard</em>. Pengumpulan data dengan cara kuesioner psykososial <em>hazard. </em>Metode analisa data menggunakan uji Wilcoxon dengan signifikan &lt; 0,05. Hasil penelitian diperoleh 56% responden mengalami psykososial <em>hazard </em>baik. Hasil penelitian menunjukkan Sig. (α) uji Wilcoxon diperoleh 0,000 &lt; 0,05 hal ini berarti ada pengaruh yang signifikan <em>safety talk </em>terhadap psykososial <em>hazard</em>. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan perusahaan dapat menerapkan <em>safety talk </em>rutin sebelum bekerja untuk meningkatkan kesadaran pekerja tentang potensi bahaya terutama psykososial <em>hazard.</em></p> Roihatul zahroh Ahmad Hasan Basri Istiroha Yunita Azmil Mufidah Copyright (c) 2024 Hikmah Journal of Health 2024-05-31 2024-05-31 2 2 22 33 Studi Deskriptif Umur Dan Paritas Ibu Yang Mengalami Kejadian Ketuban Pecah Dini Di RSUD RA Kartini Jepara https://hijoh.univ-alhikmahjepara.ac.id/index.php/hijoh/article/view/16 <p>Insiden Ketuban Pecah Dini (KPD) secara umum sebesar 10% pada kehamilan, dan Ketuban Pecah Dini (KPD) itu sendiri menyumbang sekitar 30-40% kejadian persalinan preterm, sementara itu persalinan preterm dapat mengakibatkan morbiditas dan mortalitas pada bayi baru lahir sebesar 80-85%. Jika KPD berlangsung lama atau masih jauh dari usia aterm, maka secara signifikan akan menyebabkan morbiditas dan pada ibu (Djami Moudy, 2015). Untuk mengetahui kejadian Ketuban Pecah Dini di RSUD RA Kartini Jepara. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin yang mengalami ketuban pecah dini di RSUD RA Kartini Jepara Periode Mei – Oktober 2023 sebanyak 120 kasus. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling. Data yang digunakan sekunder dan diolah dengan analisis univariat dengan distribusi frekuensi<em>.</em> Sebagian besar responden yang mengalami ketuban pecah dini <u>&gt;</u>24 jam yaitu terdapat 37 responden (28,9%) dan sebagian kecil responden mengalami ketuban pecah dini 21 jam, 22 jam, dan 23 jam dengan masing-masing terdapat 1 responden (0,8%). Sebagian besar ibu bersalin yang mengalami ketuban pecah dini <u>&gt;</u>24 jam. Ibu hamil diutamakan melakukan ANC secara teratur untuk deteksi adanya kelainan dalam kehamilan/persalinan.</p> Resty Prima Kartika Yuni Nor’aini Copyright (c) 2024 Hikmah Journal of Health 2024-05-31 2024-05-31 2 2 34 39